Sabtu, 31 Januari 2015

Mimpiku untuk Dunia Pendidikan Indonesia.


 Aku seorang trainer di salah satu perusahaan asuransi yang sedang berkembang di Indonesia. Tapi kali ini aku tidak akan membahas mengenai dunia kerjaku, juga seputar asuransi. Yang ingin aku tuangkan disini memang sangat berkaitan dengan profesiku sebagai trainer, yaitu dunia pendidikan di negaraku Indonesia. Aku memang bukan seorang guru di sekolah formil. Aku juga bukan seorang politikus yang ingin kelihatan hebat dimata rakyatnya. Aku hanya seorang trainer yang bermimpi mempunyai sekolah alternatif yang berbeda dari sekolah formil pada umumnya. Dan ingin sedikit memberikan ide bagi dunia pendidikan untuk bisa meluluskan murid-murid yang mampu berpikir kritis dan mampu menghadapi persaingan di dunia nyata setelah lulus dari sekolah.

Di Indonesia, aku lihat sedikit sekali orang yang konsekwen pada pilihan hidupnya nanti. Atau jarang orang yang sudah bulat memiliki cita-cita kedepan nanti. Orang yang tergolong dewasa saja, misalnya lulusan SMU kadang masih bingung mau melanjutkan kemana, mau ambil jurusan apa. Pada akhirnya pun jurusan yang mereka ambil bukan karena pilihan profesi yang mereka inginkan. Tapi lebih ke arah nilai minimal yang mereka dapatkan hanya cukup untuk jurusan tersebut. Atau ada juga yang memilih jurusan karena trend atau lagi rame di jurusan tersebut, dan katanya bagus. Hanya bermodal katanya, akhirnya seseorang  menjatuhkan pilihan pada jurusan tertentu. Tidak jelek, tapi kalau seperti ini cara memilihnya akan seperti taruhan atau untung-untungan kedepannya. Jika saja mereka merasa cocok sama jurusan yang telah dipilih, maka mereka akan melanjutkan pendidikan dengan senang. Tapi jika ternyata kemudian mereka merasa bahwa ini bukan bidangnya atau merasa kurang cocok, maka mereka akan melanjutkan pendidikan tersebut dengan terpaksa atau setengah hati. Gak jarang juga pada akhirnya mereka mogok ditengah jalan karena mereka tak menemukan sesuatu yang bisa mereka nikmati (passion) didunia yang telah mereka pilih. Alhasil lulusan sekolah banyak, tapi dengan standar seadanya tanpa punya sesuatu yang khusus yang bisa mereka tonjolkan.

Menurutku, selain sekolah formal yang ada di Indonesia selama ini, harus juga ada sekolah alternatif yang bisa menjadi pilihan bagi seseorang. Sistem pendidikan di sekolah alternatif ini tidak terikat pada kurikulum seperti sekolah biasa. Melainkan, menitik beratkan pada bakat alami seseorang. Yang bisa menggali dan mengarahkan bakat dari seseorang adalah sistem pendidikan disekolah itu, dimana orang tua murid yang bisa melihat bakat dari anaknya sejak kecil akan memasukkan sekolahnya langsung ke jurusan tertentu sesuai dengan bakat si anak. Dan penjurusan ini sudah dimulai dari jenjang pendidikan dasar. Jadi si anak hanya di beri pelajaran yang mendukung bakatnya tadi. Atau mata pelajaran lain hanya bersifat pelajaran tambahan saja. Dengan demikian dari kecil si anak akan fokus pada pilihannya. Dia akan mahir pada bidang yang dipilihnya. Dan dia akan yakin jadi apa ia kelak sejak kecil. Jadi pilihan pendidikan berdasarkan bakat, dimatangkan dengan sistem pendidikan yang mendukung, bukan membingungkan, akan membentuk kepribadian anak yang percaya diri, mantap dengan apa yang dipilihnya juga mereka akan menemukan sesuatu yang bisa dinikmati (passion) disana.

Satu lagi yang ingin aku rubah pada sistem pendidikan di Indonesia adalah cara guru yang memberikan materi. Yang hanya dari satu arah. Murid setiap hari dicekoki banyak materi tanpa diajak berperan serta dalam mengolah materi tadi. Murid hanya mendengar apa yang disampaikan gurunya. Mau suka atau tidak, mengerti atau tidak pokoknya itu pelajarannya. Hal ini mengakibatkan murid tidak terlatih untuk menyampaikan ide-idenya. Murid menjadi tidak bersifat kritis, karena hanya menerima. Dan sistem pendidikan kita tidak mendukung murid untuk bisa bersikap kritis. Lihat saja hanya ada sedikit murid yang berani bertanya atau berpendapat di kelas.

Mengapa sikap kritis dari seorang murid harus kita bangkitkan? Kritis adalah awal dari orang bisa berpikir logis. Sikap kritis membuat seseorang mampu mengurutkan dan menganalisa suatu masalah. Dia jadi terbiasa mengurutkan jika suatu hal terjadi akan mengakibat hal lainnya akan terjadi pula. Atau dengan kata lain terbiasa menganalisa sebab akibat, dan bisa tahu jika suatu hal terjadi apa latar belakangnya. Hal ini mengakibatkan siswa lebih mandiri dalam menghadapi suatu masalah. Dan tentu saja ini mental yang sangat positif untuk perjalanan hidupnya kelak.

Dengan sedikit pemikiran ku diatas tadi, aku berharap suatu hari nanti aku bisa membangun sekolah seperti yang aku impikan. Sekolah yang mampu menghasilkan orang-orang yang percaya diri, yakin dengan apa yang telah dan akan dipilih. Serta menjadi orang mandiri yang mampu mengatasi masalah serta terus bisa mengeluarkan ide-ide cemerlang untuk kebaikan umat manusia dan untuk kemajuan bangsa ini. Semoga aku bisa mewujudkan mimpiku




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...