Selasa, 24 Desember 2013

Agen Asuransi Idaman.


Aku adalah seorang agen asuransi. Tentu saja pekerjaanku adalah memperkenalkan program asuransi kepada banyak orang. Dalam melaksanakan tugas ini, seorang agen dituntut harus banyak akal. Maklum saja penolakan masyarakat Indonesia terhadap dunia asuransi masih sangat kuat. Banyak hal yang membuat asuransi punya citra negatif di mata sebagian masyarakat Indonesia.

Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Dari pengalamanku yang menekuni dunia asuransi, dan juga senang membuat tulisan-tulisan seputar asuransi yang banyak di keluhkan oleh nasabah kita adalah agen yang sering memaksa dan berbohong. Mengapa agen asuransi suka memaksa? Seorang agen dituntut untuk menjual asuransi setiap bulannya, mereka dikenakan batas waktu ( close off ) juga target yang harus dicapai. Mungkin karena sudah mendekati batas waktu atau belum mencapai target tertentu sehingga mereka memaksa nasabahnya untuk ikut.

Sebenarnya agen tak perlu memaksa nasabah. Jika informasi yang kita berikan itu lengkap, dan kita pandai menyampaikan nilai tambah ( value ) yang bisa didapat dengan mengikuti program asuransi, biasanya nasabah akan tertarik tanpa harus kita paksa. Selain itu menjadikan nasabah teman serta memberikan pelayanan yang baik juga memaintance semua nasabah kita, adalah cara agar bisa terus mendapat prospek baru hasil referensi dari para nasabah kita.

Sekarang mengapa agen asuransi kadang suka berbohong ? Ada dua kemungkinan dalam kasus ini. Pertama agen tersebut sengaja berbohong agar dia cepat closing. Yang kedua adalah agen tersebut tidak mengetahui jawaban pertanyaan nasabah sehingga dia berbohong. Sebagai pegangan seorang nasabah itu adalah polis asuransi. Jika terdapat perbedaan antara polis asuransi dengan kata-kata agen, maka dapat di pastikan bahwa agen asuransi itulah yang berbohong.

Tapi tidak semua agen asuransi berlaku seperti diatas. Banyak juga yang jujur, berintegritas tinggi dan beretika. Jadi sebagai seorang nasabah jangan pernah mau tanda tangani Surat Pengajuan Asuransi Jiwa karena paksaan, kita bisa menolak dengan cara yang sopan. Tapi ikutlah asuransi karena kita paham seperti apa programnya  dan kita tahu nilai tambah atau manfaat apa yang akan kita dapat dengan ikut asuransi. Mudah-mudahan dengan demikian tak ada lagi asuransi yang putus ditengah jalan ( leps ).


Sabtu, 21 Desember 2013

Buktikan Cinta Anda pada Keluarga, dengan Polis Asuransi.


Sebagian masyarakat Indonesia menganggap asuransi bukanlah merupakan hal yang penting. Mereka beranggapan tidak butuh asuransi. Mereka juga sering berpikir bahwa asuransi itu hanya buang-buang uang, dan menganggap premi asuransi itu adalah beban berat yang harus di bayar setiap bulan atau tahun. Beban berat atau rasa enggan untuk mengikuti program asuransi itu timbul karena kita tak paham apa sih manfaat atau nilai lebih ( value ) dari asuransi.

Untuk itu kita harus paham dulu prinsip dasar dari asuransi. Asuransi adalah pengalihan resiko. Apabila seseorang mengalami suatu resiko seperti sakit atau meninggal dunia, maka banyak biaya yang harus kita keluarkan, dan tentu saja semua biaya tersebut kita sendiri yang harus menanggung. Tapi dengan mengikuti asuransi, semua biaya yang seharusnya kita bayar, kita alihkan kepada perusahaan asuransi, jadi asuransilah yang akan membayar seluruh biaya yang seharusnya kita keluarkan.

Pertama yang akan kita bahas adalah prinsip dasar dari asuransi jiwa. Setiap orang, tanpa terkecuali, baik tua maupun muda, kaya atau miskin, sakit ataupun sehat pasti akan meninggal dunia. Jika yang meninggal dunia adalah seorang kepala keluarga, pencari nafkah atau bahkan merupakan tulang punggung keluarga, maka anggota keluarga lainnya akan merasa kehilangan terutama kehilangan penghasilan yang biasa mereka terima setiap bulannya. Untuk itulah gunanya asuransi. Asuransi akan memberikan sejumlah uang yang disebut uang pertanggungan kepada ahli warisnya. Jumlah uang pertanggungan itu bisa ditentukan oleh nasabah atau tertanggung.

Berapakah jumlah uang pertanggungan yang kita butuhkan? Idealnya jumlah uang pertanggungan itu, apabila nanti kita depositokan, hasilnya sama atau mendekati jumlah pengeluaran kotor kita saat ini. Dengan demikian kwalitas hidup kita sebelum dan sesudah ditinggalkan oleh kepala keluarga itu tidak berubah. Sebagai contoh pengeluaran kotor kita saat ini 10 juta/bulan. Maka ahli waris harus mendapatkan uang pertanggungan yang apabila didepositokan menghasilkan 10 juta/bulannya.

Menurut survey rata-rata orang Indonesia membutuhkan uang pertanggungan antara 1-5 milyar. Tapi tentu saja besarnya jumlah uang pertanggungan itu, berbanding lurus dengan jumlah premi yang harus kita bayar. Berikut adalah cara menghitung jumlah uang pertanggungan yang dibutuhkan. contoh Pak Budi, 35 tahun, pengeluaran kotor per bulannya 10 juta, dengan 2 orang anak 5th dan 10th. Pak Budi akan pensiun di usia 55th. Berarti masa produktif Pak Budi 20th. Cara menghitunggnya 10jt x 12 bln x 20th = 2,4 milyar. Jika perusahaan tidak menentukan masa pensiun, maka sebaiknya pensiun dilakukan pada saat anak terkecil sudah menyelesaikan pendidikan terakhirnya.

Jika kita menabung di tabungan biasa, berapa jumlah uang yang harus kita tabung setiap bulannya dan berapa lama untuk mencapai jumlah 2,4 milyar. Tapi dengan mengikuti program asuransi, begitu kita tanda tangani kontrak dengan perusahaan asuransi, uang pertanggungan sebesar 2,4 milyar telah menjadi milik kita, walaupun pada akhirnya ternyata Tuhan berkehendak lain, yang menyebabkan kita hanya bisa membayar premi asuransi hanya sebanyak 2 kali.

OK teman, jangan tunda ikut asuransi, tentukan jumlah yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan kita, demi anak, istri dan cucu yang sangat kita cintai. Karena kita takkan pernah tahu apa yang akan terjadi besok.




Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...