Jumat, 24 April 2015

Membangkitkan Minat Menabung Masyarakat Pedesaan




Aku seorang agen asuransi. Satu caraku untuk mendapatkan nasabah adalah dengan melakukan canvasing. Kali ini aku dan tim ku melakukan canvasing di Garut.Tim kami yang ikut kali ini berjumlah tujuh orang. Bersiap untuk berangkat pagi itu kami kumpul di rumah SAM. Pagi itu cerah, SAM kami sudah menyiapkan sarapan pagi untuk kami, nasi uduk komplit. Hmm sedapnya. Kamipun lahap menyantap sarapan pagi. Jam 9 setelah selesai sarapan, anggota tim kami pun bersiap untuk berangkat. Mobil dikeluarkan dari garasinya. Satu per satu anggota menaiki mobil, Bismillah semoga perjalanan kami kali ini mendatangkan hasil.

Kurang lebih satu jam perjalanan, kamipun tiba di tempat peristirahatan berupa warung-warung kecil yang menjual minuman, makanan serta oleh-oleh. Warung-warung tersebut berada di daerah Nagreg.Sambil memesan semangkuk mie instant dan secangkir teh manis, aku mulai mencoba mencari tahu berapa penghasilan yang didapat oleh kios tersebut. "lumayan" jawabnya. "Kalau week end kios ini bisa mencapai omzet sekitar sejuta perharinya. Tapi kalau hari biasa tidak begitu ramai" lumayan juga ya pikirku. Lalu aku coba cari tahu lagi, mereka biasa menabung dimana?. "Kalau saya, biasa menabung di salah satu bank, itu pun tidak rutin, jika ada sisa uang baru kami tabung" jawabnya."Pernah dengar menabung di asuransi?" tanyaku. "Seperti apa itu?" tanya mereka. Aku berusaha menjelaskan perbedaan antara menabung di bank dengan menabung di perusahaan asuransi. Bahwa menabung di kami memiliki dua perlindungan yaitu perlindungan terhadap jiwa juga kesehatannya. Jadi apabila resiko-resiko tersebut terjadi maka perusahaan asuransilah yang akan membayar biaya yang dikeluarkan karena resiko tersebut, tanpa mengurangi jumlah tabungannya.

Lumayan panjang aku menjelaskan akhirnya mereka mengerti. "Iya ya teh, menabung itu harus dianggarkan, dan ditentukan jumlahnya, agar jumlah yang kita inginkan kelak bisa tercapai" kata mereka. "Betul sekali " jawabku. Selama ini belum ada perusahaan asuransi yang coba mengenalkan produk pada mereka. Mereka hanya sering di datangi oleh tukang kredit uang keliling. Hal hasil mereka terbiasa meminjam dan berhutang yang sebenarnya mereka tidak terlalu membutuhkan uang tersebut. Uang yang mereka pinjam tidak utuh mereka terima karena terpotong biaya administrasi. Bunganya pun cukup tinggi sekitar 20%. Sayang sekali.

Setelah mampir di beberapa warung perjalanan pun kami lanjutkan. Kali ini sentra kerajinan kulit tujuannya. Sampai disana, kami menyebar seperti biasa. Terlihat bahwa perputaran uang di pasar ini lebih banyak dibandingkan dengan warung-warung tadi. Dari beberapa toko jaket kulit yang kami datangi, tak satupun dari mereka yang menolak kedatangan kami. Mereka dengan senang hati mendengarkan penjelasan dari kami. Sungguh berbeda dengan Bandung, yang banyak diantaranya menolak. 

Diluar dugaan, ternyata di tempat tersebut banyak pedagang yang sudah menjadi nasabah di perusahaan asuransi tempat kami bekerja. Rupanya ditempat itu perusahaan asuransi kami sudah cukup dikenal. Tak sulit untuk menjelaskan apa itu asuransi serta perbedaannya menabung di asuransi dan di bank. Hari itu lumayan, beberapa nasabah kami dapat. Sungguh petualangan luar biasa yang kami alami.

Inti pelajaran yang kami dapat dari canvasing kali ini adalah, di daerah masyrakatnya lebih welcome. Entah karena merasa sungkan atau bagaimana mereka bisa menerima kami dengan senang hati. Kedua pada dasarnya mereka mau menabung, tapi harus sedikit diarahkan untuk bisa menabung di unit link. Jika hal seperti ini rutin kami jalani mungkin akan lebih banyak orang yang tahu dan mulai membiasakan diri untuk rutin menabung. Walau bagaimanapun menabung akan lebih banyak manfaatnya di bandingkan meminjam atau berhutang. Semoga saja misi kami untuk memasyarakatkan menabung di daerah itu berhasil.



Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...