Sabtu, 06 Desember 2014

Memperbaiki Kwalitas Diri lewat Sales Builder




Seorang marketing, apalagi di perusahaan asuransi dituntut harus jeli melihat peluang pasar, harus pandai memanfaatkan situasi, pandai membuat komunikasi yang menyenangkan pandai mengatasi penolakan serta pandai meyakinkan calon nasabahnya bahwa dana mereka berada di orang yang tepat waktu yang tepat dan tempat yang tepat. semua ini bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi mereka diharuskan mencari prospek sendiri, mengatur pola dan jam kerja sendiri serta menentukan cara kerja.

Seorang marketing pemula di dunia ini tentu akan bingung menata pola kerja diatas yang benar-benar harus dilakukan sendiri. Mereka harus bisa menguasai produk knowladge sekaligus mencapai target penjualan diawal mereka bergabung dengan perusahaan tanpa ada jadwal khusus yang diberikan. Semua dilakukan atas keinginan dan inisiatif sediri. Disini banyak marketing atau agen baru menyerah sebelum bertanding, karena mereka bingung dan tak tahu harus berbuat apa.

Sebenarnya agen baru itu harus aktif bertanya dan cari tahu apa ini dan bagaimana itu. Jadwal trainning produk dan juga sales skill selalu diadakan berulang-ulang. Tinggal si agen memilih waktu yang pas dan disesuaikan dengan jadwal prospeknya. Agen harus tahu semua produk dan harus tahu kapan waktu trainningnya sehingga ia bisa mengatur jadwal prospeknya.

Salah satu cara untuk meningkatkan kwalitas agen yang dilakukan oleh salah satu perusaan asuransi komersial tempat saya bekerja adalah mengadakan pelatihan Sales Builder. Sales Builder adalah semacam belajar dengan sistem kerja kelompok yang mengutamakan sharing pengalaman sekaligus tentukan target penjualan / prospekting nya.

Pertama si agen diharuskan menelpon 20 orang dalam seminggu. Dari 20 orang tersebut berapa orang yang berhasil mereka telpon, lalu berapa orang yang bisa membuat janji temu dan berapa yang benar-benar mereka temui. Kemudian proses prospekting hingga akhirnya berapa yang klosing. Dari hasil minggu kemaren kemudian dibahas pada minggu berikutnya bersama agen lainnya, tentu saja dipandu oleh seorang moderator sekaligus trainner. Dari setiap sesi misalnya mencari daftar nama, melakukan telpon dll dibahas antar agen apa saja yang menjadi kendala mereka, lalu apa yang mereka lakukan dengan kendala itu. Setiap agen mempunyai kendala dan cara mereka menghadapi kendala tersebut yang berbeda-beda. Disinilah menariknya pelatihan ini. Seorang agen yang mendapatkan kendala dan memberikan cara mereka meghadapi kendalanya di depan kelas. Lalu diberi saran cara penyelesaiannya oleh agen lain dan disimpulkan oleh moderator. Demikian juga sesi lain yang berhasil menemui orang, yang berhasil dalam prospekting dan kendalanya sampai yang berhasil klosing di share di kelas ini.

Hasil dari kelas ini adalah berbagi pengalaman. Pengalaman adalah guru terbaik kita, yang kadang yang terjadi diluar dugaan dan diluar teori. Jika hal ini terus dilakukan dan targetnya terus ditambah maka agen akan menemukan pola kerja yang baik, tempat yang pas untuk mencurahkan semua masalah yang dihadapi dan sekaligus tempat yang pas untuk berbagi ilmu buat agen yang berhasil melakukan penutupan / klosing. Sehingga agen bisa terus menaikkan kwalitas dirinya di tempat ini.

Ok sukses untuk para agen asuransi. Semoga kita semua bisa meraih impian, dengan proses adalah langkah kecil kita untuk mencapai sukses. Semoga langkah kita dimudahkan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...