Senin, 20 Juli 2015

Di Polrestabes ku tambatkan hatiku ...





Kepolisian, bagian yang sempat terlupakan dalam kehidupanku.Meski aku kecil bercita-cita ingin menjadi seorang polwan tapi kesibukanku di pekerjaanku yang sekarang membuatku hampir melupakan mimpi masa kecilku. Berseragam keren punya postur tubuh yang keren serta kuat dan punya kemampuan bela diri yang bagus sehingga sebagai seorang wanita bisa merasa aman kemanapun hendak bepergian seorang diri. Itu yang aku bayangkan tentang seorang polisi di masa kecilku.

Kerjaanku yang sekarang pun masih mengharuskanku berhubungan dengan banyak orang. Semakin lama aku bekerja di perusahaan keuangan itu, aku semakin menikmati peranku sebagai seorang konsultan keuangan yang mengharuskanku menjumpai banyak orang dengan berbagai profesi dan berbagai karakter. Sekarang aku tak pernah merasa canggung lagi berhadapan dengan siapapun dan profesi apapun. Seperti contoh aku pernah menjumpai seorang direktur utama sebuah perusahaan pengolahan kapur yang berlokasi di daerah Padalarang. Beliau dominan berkarakter keras karena beliau adalah sosok seorang pemimpin.Konsultan keuangan yang sedikit ragu menjelaskan dengan mudahnya beliau drop out tanpa pandang bulu. Karakter type ini mengharuskanku bersikap profesional dan berbicara seperlunya.

Ada juga yang pernah ku jumpai adalah seorang manager produksi di sebuah perusahaan penghasil marmer yang berlokasi di sekitar Padalarang juga. Pada dasarnya beliau baik dan ramah tapi gemar berdebat dan adu argumen tentang perencanaan keuangan. Type ini mengharuskanku sedikit bersabar meladeni semua hal yang beliau perdebatkan. Kadang harus mengalah terlebih dulu untuk mendapatkan kemenangan di akhir ketika menghadapi seseorang dengan karakter ini.

Pengalaman lain ketika aku harus melakukan sosialisasi di sebuah perusahaan yang bergerak di distrbusi alat kesehatan yang berlokasi di jalan M. Toha. Sosialisasi kulakukan sendiri sedang di kantor tadi jam kerja sudah berakhir. Alhasil sekitar 12 orang karyawan bagian pemasaran mulai dari kepala bagian, supervisor, beberapa sales dan supir berkumpul dalam satu ruangan berhadapan denganku yang hanya sendiri. Dihujani berbagai pertanyaan tentang perencanaan keuangan dari 12 orang tadi tak membuatku gentar. Dengan senang hati aku menjawab semua pertanyaan yang terlontar dari mulut mereka satu per satu. Untungnya suasana kekeluargaan dikantor itu sangat terasa sehingga membuatku merasa berada di kantor sendiri. Dan tugasku disana berakhir dengan penuh kekeluargaan.

Satu lagi pengalaman berharga lainnya ketika aku harus melakukan sosialisasi diluar kota, Jakarta tepatnya. Disana aku harus menjumpai seorang kepala bagian pengadaan di Direktorat Peralatan Angkatan Darat yang berpangkat letnan kolonel.Perjalanan luar kota yang jauh dan dilakukan seorang diri dengan situasi tempat yang belum aku ketahui tak menyurutkan semangatku untuk tetap pergi. Ternyata sang kepala bagian yang aku jumpai berkarakter ramah, humoris dan senang mengobrol. Terbawa karakter dan pembawaannya yang nota bene adalah seorang pemimpin aku terhanyut dengan obrolan yang banyak bercerita tentang pengalaman kerja sebagai anggota TNI AD yang diawali dari merangkak di bawah hingga sekarang sukses dan berpangkat tinggi. Tanpa bicara tentang perencanaan keuangan sang kepala bagian ini bersedia menjadi nasabahku dengan premi lumayan. Pengalaman menarik untuk pekerjaanku adalah bahwa teori tak selamanya berlaku. Dan type inilah yang paling aku suka.



Kali ini tempat yang akan aku kunjungi adalah Polrestabes Bandung. Yang akan aku jumpai adalah bagian staf Urmintu Satlantas Polrestabes, bernama Bripka Iman Rachman, SE. Memasuki area kantor kepolisian adrenalinku bangkit kembali, aku teringat cita-cita kecilku. Seragam kebanggaan ku dulu, kendaraan dinas yang aku mimpikan dulu mulai bangkit kembali dan memenuhi memori di kepalaku. Ada rasa berbeda memasuki kantor tersebut. Tapi ada juga rasa menyesal kenapa dulu aku tak konsisten mengejat mimpi. "Siang pak," sapaku pada beberapa anggota polisi yang bertugas di pos penjagaan. "Kalau mau bertemu pak Iman Rachman sebelah mana ya?" Petugas tadi menunjukan ruangan kerja pak Iman yang terletak di lantai atas.

Memasuki ruang kerja pak Iman, aku disambut senyum yang amat ramah. Duduk di salah satu ruangan dengan meja kerja, seperangkat komputer dan setumpuk berkas.Mulai mengobrol dengannya, mendengarkannya bercerita timbul  perasaan betah.Pak Iman sosok seorang polisi yang ramah namun agak pendiam. Ku pandangi wajahnya, senyum dibibirnya serta sinar dimatanya. Aku seolah memandang karya cipta terbaik dari sang pencipta. Maha suci Allah yang telah menciptakannya dengan bentuk yang demikian sempurna. Dari ujung kaki hingga ujung kepala tak ada satupun bagian yang tak kusuka. Senyum sapanya yang hangat dan pandangannya yang bersahabat sanggup merontokkan semua pandanganku tentang polisi yang arogan dan sombong. Wajahnya yang teramat ganteng mampu membuyarkan misi awalku datang kesana. Hmm andai aku bisa menikmati pemandangan ini setiap hari ... Kali ini aku tak tahu strategi mana yang harus ku pakai, ough.

Ternyata dari pertemuan awal tadi, yang berlanjut kepertemuan kedua, ketiga dst aku jadi tahu bahwa polisi adalah cita-cita pak Iman dari kecil. Pastinya beliau sangat bangga bisa menjadi seorang pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat. Memberi ketenangan dan keamanan pada masyarakat terutama para pengguna jalan. Mungkin mempunyai nilai ibadah tersendiri buatnya menjalani profesi ini. Ikhlas menjalankan tugas adalah prinsipnya dengan mengedepankan senyum, sapa, salam serta sopan santun dalam melaksanakan tugas. Oh andai seluruh polisi di Indonesia seperti pak Iman mungkin takkan ada lagi masyarakat yang takut ketika melewati operasi razia polisi.

Disatu kesempatan aku mengajak pak Iman dan rekannya karaoke. Kami berangkat bersama dari Polrestabes menuju salah satu tempat karaoke di daerah Braga City Walk. Booking ruangan, memasuki ruangan dan siap bernyanyi.  Hal yang membuatku takjub ternyata para polisi tadi memiliki bakat yang luar biasa di dunia tarik suara. Suara mereka bagus. Semua lagu yang mereka nyanyikan dikesempatan kali itu dengan genre apapun pop, dangdut, rock, barat maupun Indonesia asyik sekali mereka bawakan. Sambil sesekali kami joget dan tertawa bersama. Ternyata mereka memiliki pribadi yang asyik dalam bergaul. Dan aku tak ragu berteman lebih jauh bahkan bersahabat dengan mereka. 3 jam bersama mereka kala itu cukup membuatku tahu sisi kehidupan mereka diluar tugas sehari-hari.

Buat pak Iman sahabatku, polisi adalah cita-cita mulia. Tetaplah menjadi polisi yang baik, tetaplah menjadi polisi yang konsisten ikhlas dalam menjalankan tugas, mengayomi, melindungi dan menjaga masyarakat dengan keramahan, sopan dan santun. Semoga sukses ada didepanmu dan semoga bisa menjadi pimpinan tertinggi di institusi serta mampu membuat perubahan kearah yang lebih baik. Aamiin... 



Memandangi wajahmu, senyum dibibirmu dan sinar dimatamu, hmm mungkin aku telah jatuh hati ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...