Kamis, 31 Oktober 2013

Tuhan, jangan ambil kebahagiaanku

Aku kecil adalah sosok yang lincah, ceria, tak bisa diam. Selalu saja ada yang aku lakukan. Saat itu aku masih SD, SD ku berada di sebuah pulau kecil penghasil timah yang terkenal dengan keindahan pantai-pantainya. Pulau kecil itu bernama Belitung negerinya laskar pelangi. Dari kecil aku suka menyanyi, tapi entah mengapa setiap aku menyanyi di depan kelas selalu saja lagu Aku Seorang kapiten yang ku nyanyikan, mungkin karena waktu itu aku bercita-cita ingin menjadi tentara.

Di SD juga untuk pertama kalinya aku menyukai seorang wanita. Seorang wanita cantik, berkulit putih dengan rambut ikal berwarna coklat kekuningan. Cantik sekali, pikirku setiap melihat Erna yang berumur satu tahun lebih tua, dan merupakan kakak kelasku. Entah apa namanya ya, cinta monyet atau cinta anak monyet, yang jelas perasaan sukaku pada Erna sangat kuat sehingga mampu membuatu berani menyatakan cinta pada kakak kelas ( he he nekat juga ya, dan aku juga lupa saat itu apakah Erna menerima atau menolak cintaku, woles ah ...)

Setelah SMA pun menyanyi sambil bermain gitar adalah salah satu hobbyku. Lagu-lagu Iwan Fals adalah lagu favoritku. Seperti biasa aku diam tak bicara, hanya mampu pandangi bibir tipismu yang menarik ... salah satu lagu bang Iwan yang paling sering aku nyanyikan, benar-benar lagu kesukaanku. Gara-gara hobbyku ini seorang wanita yang pada awalnya tak pernah ada di hati jatuh hati padaku. Wanita itu teman SMA ku di sebuah  kota kecil bernama Lamongan, Jawa Timur. Namun pada akhirnya wanita itulah yang menjadi bidadari dalam istana hatiku.

Namaku Edy sedangkan bidadari pujaan hatiku bernama Evy. Dari menyanyi kami saling jatuh cinta, dan memutuskan untuk menikah setelah beberapa tahun saja berpacaran.Kami menikah pada tanggal 24 April 1996. Aku bekerja sebagai seorang teknisi komputer, sedang Evy istriku adalah seorang pegawai negeri sipil. Hidup kami sangat berbahagia, aku dan Evy bisa saling mengisi, saling menghargai, saling memberi dan menerima kekurangan dan kelebihan masing-masing, saling memahami dan yang terpenting adalah kami saling mencintai lahir maupun bathin.

 Tak terasa, setelah penantian panjang selama 14 tahun untuk kehadiran sang buah hati, akhirnya Tuhan mengabulkan doa-doa kami, seorang bayi perempuan mungil lahir kedunia ini. Bayi mungil tersebut benar-benar merupakan anugerah yang tak ternilai bagi hidup kami berdua. Bidadari mungil tersebut aku beri nama Eleanor Feodora yang berarti cahaya anugerah. Anugerah dalam penantian yang teramat panjang. Rupanya kebahagiaan kami tak sampai disitu. 2,5 tahun setelah kelahiran puteri pertamaku, kami kembali dianugerahkan seorang bayi laki-laki yang aku beri nama Evan Dzikra Maula yang berarti seorang pejuang yang selalu ingat pada Tuhan, berharap Evan puteraku akan menjadi penerus perjuanganku.

Hari berlalu, bulan berganti tanpa pernah kita tahu apa yang akan terjadi. Tahun depan, bulan depan besok bahkan beberapa menit kedepan kita tak pernah tahu. Manusia hanya mampu berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan.Hari itu, 16 Agustus 2013 Tuhan memanggil orang yang sangat aku cintai, dalam sebuah kecelakaan lalu lintas. Ya istriku, bidadari hatiku telah pergi meninggalkanku secara tiba-tiba. Memporak-porandakan seluruh jiwa dan ragaku.Serasa menghentikan debar jantung dan aliran darahku. Aku tak percaya, sungguh aku tak percaya.

Ya Tuhan, kenapa begitu cepat Kau ambil istriku dari hidupku, begitu cepat Kau ambil bidadari cinta dari jiwaku. Apa salahku? Mengapa harus aku? Sejak hari itu air matalah yang setia menemani hari-hariku. Tuhan jika ini memang kehendakMu, hamba ikhlas Ya Allah, tapi beri hamba kekuatan untuk menghadapi ini semua, tolong terima Evy istriku sebagai tamu Mu, dan beri kami berkah atas ini semua, amin.

Kini seratus hari sudah berlalu dari tragedi tersebut, tapi rasa ini tak pernah berubah, hati dan perasaan ini tetap sama seperti dulu, air mata ini belum lagi kering, aku pasrahkan semua jalan hidupku hanya padaMu. Semoga semua pengalaman hidup yg aku alami menjadikanku seorang yang lebih dewasa, lebih matang dan lebih baik. Kini tugasku hanya menghantarkan anak-anakku menjadi manusia mandiri yang siap menghadapi perjuangan hidup, jika aku masih bisa mengingikan sesuatu, aku ingin hanya dia satu-satunya wanita dalam hidupku, aku mau hanya dia wanita pertama dan terakhir dalam hidupku ...

Untuk sahabatku yang ada di Lamongan, jangan pernah menyerah, jalanmu masih panjang membentang, menghantarkan Elena menjadi cahaya bagi kehidupan dan Evan menjadi pejuang bagi kebaikan umat. Cinta istrimu akan terus dan terus temani kamu dan anak-anak, meski raganya tak lagi bisa menemani. Semoga cinta kalian abadi ...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...