Minggu, 25 Agustus 2013

Sekoci kapal "Titanic"


Hidup ini bagaikan sebuah kapal yang mengarungi  samudera. Ada cobaan berupa ombak pasang dan angin, tapi juga ada kemudahan berupa cuaca cerah dan air yang tenang. Pasti kita semua tahu tentang kisah sebuah kapal mewah bernama Titanic yang mengarungi samudera, begitu tenang , begitu nyaman pada saat tak terjadi apa-apa. Orang yang berada di kapal itupun merasa yakin jika mereka akan selamat sampai tujuan tanpa kurang suatu apapun karena kapal yang mereka tumpangi adalah sebuah kapal mewah yang berfasilitas lengkap. Tapi kenyataan berkata lain, kapal mewah tersebut menabrak sebuah batu karang yang menyebabkan robeknya body kapal sehingga air masuk ke dalam kapal tanpa bisa dibendung lagi. Dan pada akhirnya kapal mewah berharga milyaran tersebut harus karam tak berdaya. Sebagai pertolongan pertama pada saat terjadi musibah adalah pelampung dan sekoci kapal. Mereka berebut untuk mendapatkan pelampung dan sekoci untuk mempertahankan hidup mereka pada saat tersebut. Mereka yang berada di kelas tertentu bisa mendapatkan fasilitas pelampung dan sekoci dengan mudah. Walaupun mereka turut panik tapi setidaknya mereka merasa sedikit lebih tenang karena mereka punya pegangan pertolongan pertama tadi. Sedangkan sebagian dari penumpang tersebut tidak bisa menaiki sekoci karena kelas mereka tidak memiliki fasilitas sekoci sehingga mereka kalang kabut mencari pertolongan untuk menyelamatkan hidup mereka. Dan pasti pada saat tersebut mereka merasa sangat gelisah berjuang mati-matian untuk mencari pertolongan. Jika sudah seperti itu sebagian dari mereka memilih pasrah dalam menghadapi musibah tadi, sebagian lagi tetap terus berusaha menyelamatkan jiwa mereka meskipun pada akhirnya merekapun harus pasrah menerima takdir mati tenggelam. Tapi ada juga beberapa dari mereka yang ditakdirkan selamat karena mendapatkan pertolongan dari yang tak terduga. Ya itulah hidup, semua hal tidak bisa kita duga sebelumnya.
Sekarang kita lihat apa kaitan cerita diatas dengan asuransi. Hidup kita ini sebenarnya seperti para penumpang kapal tersebut yang dalam keadaan normal semuanya berjalan lancar tanpa rintangan. Sedangkan kapal Titanic adalah fasilitas yang kita punya seperti rumah, mobil, uang dan harta kekayaan lainnya. Berbagai fasilitas yang kita punya serta kehidupan yang kita hadapi sekarang membuat kita lupa atau kurang memperhatikan perlunya untuk mempersiapkan sekoci. Yang dimaksud sekoci disini adalah asuransi. Dalam hidup yang normal tanpa cobaan angin dan ombak pasang asuransi tidak terlihat manfaatnya. Tapi ketika gelombang pasang datang berupa sakit, musibah dan kematian barulah manfaat asuransi sangat dirasakan. Ketika nasabah sakit banyak biaya yang harus dikeluarkan. Terlebih untuk penyakit-penyakit berbahaya yang harus menjalanakan pengobatan intensif. Tabungan kitapun bisa habis karenanya. Juga ketika kita menghadapi musibah kematian, uang pertanggungan yang diberikan pihak asuransi tentunya sebagai penolong pertama bagi keluarga dan ahli waris untuk modal kelanjutan hidup mereka nanti. Dan asuransi tak dapat kita beli pada saat kita telah sakit, tapi harus kita persiapkan ketika kita masih sehat. Begitu juga dengan tabungan untuk masa pensiun, harus kita persiapkan dari sekarang, selagi kita masih sehat dan kuat.
Walau belum terlihat manfaatnya, tak ada salahnya kita mempersiapkan sekoci berupa polis asuransi dalam hidup kita. Agar ketika gelombang pasang dan angin menghadang kita akan lebih tenang dan lebih siap menghadapinya. Sedia payung sebelum hujan, sedia sekoci sebelum kapal karam. Karena hidup ini tak ada yang pasti, setiap saat bisa berubah. Harta yang kita milikipun tak mampu menjamin hidup kita akan terus berada pada situasi yang tenang. Mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik juga segala kemungkinannya, adalah pilihan tepat dan bijaksana.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...