Hidup
ini bagaikan sebuah kapal yang mengarungi
samudera. Ada cobaan berupa ombak pasang dan angin, tapi juga ada
kemudahan berupa cuaca cerah dan air yang tenang. Pasti kita semua tahu tentang
kisah sebuah kapal mewah bernama Titanic yang mengarungi samudera, begitu
tenang , begitu nyaman pada saat tak terjadi apa-apa. Orang yang berada di
kapal itupun merasa yakin jika mereka akan selamat sampai tujuan tanpa kurang
suatu apapun karena kapal yang mereka tumpangi adalah sebuah kapal mewah yang
berfasilitas lengkap. Tapi kenyataan berkata lain, kapal mewah tersebut
menabrak sebuah batu karang yang menyebabkan robeknya body kapal sehingga air
masuk ke dalam kapal tanpa bisa dibendung lagi. Dan pada akhirnya kapal mewah
berharga milyaran tersebut harus karam tak berdaya. Sebagai pertolongan pertama
pada saat terjadi musibah adalah pelampung dan sekoci kapal. Mereka berebut
untuk mendapatkan pelampung dan sekoci untuk mempertahankan hidup mereka pada
saat tersebut. Mereka yang berada di kelas tertentu bisa mendapatkan fasilitas
pelampung dan sekoci dengan mudah. Walaupun mereka turut panik tapi setidaknya
mereka merasa sedikit lebih tenang karena mereka punya pegangan pertolongan
pertama tadi. Sedangkan sebagian dari penumpang tersebut tidak bisa menaiki
sekoci karena kelas mereka tidak memiliki fasilitas sekoci sehingga mereka
kalang kabut mencari pertolongan untuk menyelamatkan hidup mereka. Dan pasti
pada saat tersebut mereka merasa sangat gelisah berjuang mati-matian untuk
mencari pertolongan. Jika sudah seperti itu sebagian dari mereka memilih pasrah
dalam menghadapi musibah tadi, sebagian lagi tetap terus berusaha menyelamatkan
jiwa mereka meskipun pada akhirnya merekapun harus pasrah menerima takdir mati
tenggelam. Tapi ada juga beberapa dari mereka yang ditakdirkan selamat karena
mendapatkan pertolongan dari yang tak terduga. Ya itulah hidup, semua hal tidak
bisa kita duga sebelumnya.
Sekarang
kita lihat apa kaitan cerita diatas dengan asuransi. Hidup kita ini sebenarnya
seperti para penumpang kapal tersebut yang dalam keadaan normal semuanya
berjalan lancar tanpa rintangan. Sedangkan kapal Titanic adalah fasilitas yang
kita punya seperti rumah, mobil, uang dan harta kekayaan lainnya. Berbagai
fasilitas yang kita punya serta kehidupan yang kita hadapi sekarang membuat
kita lupa atau kurang memperhatikan perlunya untuk mempersiapkan sekoci. Yang
dimaksud sekoci disini adalah asuransi. Dalam hidup yang normal tanpa cobaan
angin dan ombak pasang asuransi tidak terlihat manfaatnya. Tapi ketika
gelombang pasang datang berupa sakit, musibah dan kematian barulah manfaat
asuransi sangat dirasakan. Ketika nasabah sakit banyak biaya yang harus
dikeluarkan. Terlebih untuk penyakit-penyakit berbahaya yang harus menjalanakan
pengobatan intensif. Tabungan kitapun bisa habis karenanya. Juga ketika kita
menghadapi musibah kematian, uang pertanggungan yang diberikan pihak asuransi
tentunya sebagai penolong pertama bagi keluarga dan ahli waris untuk modal
kelanjutan hidup mereka nanti. Dan asuransi tak dapat kita beli pada saat kita
telah sakit, tapi harus kita persiapkan ketika kita masih sehat. Begitu juga
dengan tabungan untuk masa pensiun, harus kita persiapkan dari sekarang, selagi
kita masih sehat dan kuat.
Walau
belum terlihat manfaatnya, tak ada salahnya kita mempersiapkan sekoci berupa
polis asuransi dalam hidup kita. Agar ketika gelombang pasang dan angin
menghadang kita akan lebih tenang dan lebih siap menghadapinya. Sedia payung
sebelum hujan, sedia sekoci sebelum kapal karam. Karena hidup ini tak ada yang
pasti, setiap saat bisa berubah. Harta yang kita milikipun tak mampu menjamin
hidup kita akan terus berada pada situasi yang tenang. Mempersiapkan diri untuk
masa depan yang lebih baik juga segala kemungkinannya, adalah pilihan tepat dan
bijaksana.
Komentar
Posting Komentar