Sabtu, 29 Juni 2013

Jogyakarta dalam Kenangan.


     

          Tahun baru, selalu identik dengan piknik. Tak ketinggalan denganku. Hari ini aku berencana hendak pergi ke Jogyakarta bersama temanku Agus. Travel tempat Agus bekerja mengadakan acara piknik kesana. Agus mengajakku untuk ikut. Aku sudah kenal semua teman Agus, jadi aku tak merasa canggung bergabung sama mereka. Travel tempat Agus bekerja bernama Natrabu tour and travel, kantornya berada di hotel Papandayan Bandung. Kami kumpul disana. Jam menujukkan pukul 18.00. Sedangkan kami berencana berangkat pukul 19.00. Masih ada waktu 1 jam," Sholat maghrib dulu yuk!" ajakku pada Agus. "Ayo" jawabnya sambil menarik tanganku menuju ruang mushola. Karena perjalanan jauh sholat maghribnya aku jamak dengan isya biar tenang.
           Habis sholat akupun naik ke dalam bis yang dari tadi telah menunggu. Aku duduk dekat jendela, disebelahku Agus. Di bangku sebelah duduk Yendra, sahabat Agus bersama pacarnya Indri. Lucu kalau melihat mereka berdua, Yendra keturunan India, berkulit gelap, berbadan tinggi besar. Sedangkan Indri keturunan Chinesse, berkulit putih berbadan mungil. Sungguh pasangan yang amat kontras. Aku, Agus, Yendra dan Indri berteman akrab. Kami sering pergi berempat, diluar waktu kerja. Agus dan Yendra sama-sama guide bahasa Inggrisnya fasih, senang kalau lihat mereka sedang ngobrol menggunakan bahasa Inggris. Jadi pengen bisa juga.
           " Kamu bawa apa aja May, tasnya gendut banget sih," tanya Agus padaku." Makanan sama bajulah," jawabku. "Emang kamu gak banyak bawaannya?" tanyaku. "Gak, males, kalau butuh makanan aku tinggal minta sama kamu sama Indri, iya gak Dra?" kata Agus sambil melirik Yendra. "Betul bro" jawab Yendra. "Dasar cowok" kataku bercanda. "Bodo ah" jawab Agus asal bunyi. Kami berempat pun tertawa. Selalu seru kalau kami berempat sudah bertemu. Walau aku dan Indri tidak sekantor dengan Agus dan Yendra, tapi kami bisa beradaptasi sama lingkungan mereka.
           Jam 19.00. bis mulai melaju. Diawali doa yang dipimpin Pak Iman manajer Natrabu. Semoga perjalanan kami lancar dan selamat sampai tujuan, amin. "Dra lu udah bawa keresek belom?" tanya Agus pada Yendra. "Keresek, buat apaan bro?" tanya Yendra. "Lu kan suka mabok bro" kata Agus mulai keluar nyelenehnya. "Kurang ajar, lu kalee yang doyan mabok" Kata Yendra. "kalo Agus maboknya mabok cinta, mabok kepayang" sela Indri sambil tertawa. "Huuuh capek deeeh" jawab Agus. Begitulah sepanjang perjalanan ada saja bahan yang bisa kami jadikan bahan tertawa. Agus yang nyeleneh abis ketemu Yendra yang gak bisa serius, ya gitu deh. Capek ketawa terus menerus. Sampai menjelang tengah malam, aku pun tak bisa menahan rasa kantuk. Aku sandarkan kepalaku di pundak agus. Walau nyeleneh abis, tapi Agus termasuk type yang romantis. Dia juga amat tahu cara menghargai seorang wanita. Senang kalau ada di dekat Agus.
           Pas adzan subuh bis sampai Jogya. Perjalanan kami lancar malam itu. Tapi mataku masih ngantuk. "Maya bangun, dah nyampe nih" kata agus membangunkanku. Aku lihat hari masih gelap. Kami berhenti di sebuah penginapan yang terletak di sekitar Malioboro. Kami turun, aku sekamar dengan Indri, sedang Agus bersama Yendra. Masuk kamar, aku sholat subuh terus meluruskan badan menikmati empuknya kasur di penginapan tersebut. Hmm sedapnya. Indah nyengir melihat kelakuanku. "Mandi sana" katanya. "Nanti ah, masih males" jawabku. Aku membalikkan badan. Hilang rasa pegelku setelah semalaman duduk di bis. Dan akupun tertidur pulas.
           Ketika terbangun, hah hari sudah amat terang. Aku melirik ke jam di dinding, waaah sudah jam 9, aku ketiduran tadi. "Indri, kamu di mana?" teriakku. Tak ada jawaban. Aku cari ke kamar mandi, ternyata kosong. Yaa aku ketinggalan jadwal nih pikirku sambil bergegas menuju kamar mandi.Selesai mandi aku bersiap-siap. Aku ambil Hpku. "Gus kamu dimana? aku kok ditinggalin?" Tanyaku."Sorry, tadi waktu aku mau ajak kamu, kamu lagi tidur pulas banget, aku gak tega ngebangunin, jadi ku tinggal. Sekarang aku ada di pasar bringinharjo nih, susul ya." jawab Agus.Setelah dandanan aku rasa OK, aku sambar tas, HP dan tak lupa kameraku.Bergegas keluar hotel menuju pasar dengan menaiki sebuah becak. Bentuk becak disini berbeda dengan bentuk becak di Bandung. Unik juga pikirku. Hari yang sangat cerah dengan pemandangan khas Jogya. Suasana budaya yang masih terasa begitu kental. Aku ambil beberapa gambar dengan kameraku. Sampai di tujuan Agus, Yendra dan Indri telah menunggu. Begitu melihatku turu dari becak, ketiganya spontan tertawa. "Kesiangan ya non," kata Yendra menggodaku. "Udah tahu kesiangan, malah gak dibangunin lagi" jawabku. "Makanya kalau tidur jangan kaya kebo, cakep-cakep tidurnya kaya kebo" kata Agus terus meledekku.Spontan saja ketiga temanku tadi tertawa geli, aku pun tak bisa menahan tawa. "Bodo ah" jawabku. "Laper nih, kalian dah pada makan?" tanyaku."Belum, kita sengaja nunggu kamu makannya," jawab Agus. "Gitu dong, itu baru namanya teman," kataku. "Hmm bisa aja," kata Agus sambil menggandengkan tangannya ke bahuku. Kami pun mencari tempat makan yang nyaman.
          Sehabis makan kami berputar-putar ke beberapa tempat. Malioboro, Kasongan, musium Affandi dan terakhir keraton Jogya atau warga sekitar menyebutnya keraton Kasultanan Ngajogyakarta Hadiningrat. Keraton ini dibangun oleh Pangeran Mangkubumi pada tahun 1755, dan merupakan museum hidup kebudayaan Jawa dan merupakan tempat tinggal para raja Jawa. Lagi-lagi aroma budaya yang begitu kental terasa disana. Banyak gambar yang aku ambil. Sebuah tempat yang unik dan indah. Tak terasa hari sudah sore dan badan sudah terasa capek. " Balik ke hotel dulu yuk, capek." ajakku. "Iya, capek banget," Indri menambahi. Kamipun pulang menuju penginapan.
           Mandi sore, sholat ashar badan terasa segar. Lalu kami makan malam di hotel, walaupun hari belum malam. "Nanti malam ke Prambanan yuk, kita nonton Ramayana Ballet" ajak Yendra. "Boleh, boleh" Agus menambahkan.Kami berempat makan dengan lahap, setelah seharian menghabiskan tenaga mengelilingi kota Jogya.Selesai sholat maghrib kami bersiap-siap ke Prambanan. Memasuki pelataran candi Prambanan terlihat jelas kemegahan candi tersebut.Suatu bangunan yang mempunyai nilai seni tinggi. Di salah satu candi yang bernama candi Siwa terdapat relief yang menceritakan kisah Ramayana. Kami harus berjalan searah jarum jam (pradaksina) untuk bisa menemukan alur cerita Ramayana tersebut."Aku ganteng kaya Ramayana gak?" Agus nyeletuk. "Ramayananya keselek tuh dengerin omongan kamu Gus," balas Yendra tak mau kalah. "Kata siapa keselek, tuh lihat dia senyum kagum kepadaku," kata Agus membela diri. "Dia bukan senyum kagum tapi ngetawain lo jelek-jelek ngaku ganteng" kata Yendra sembari tertawa. " Eh aku tuh cowok paling ganteng sedunia," kata Agus tak mau kalah. " Siapa yang bilang begitu?" Indah tak mau kalah. " Maya," kata Agus sambil menunjukku. Hahaha kami berempat tertawa. " Maya sih mata itemnya dua-duanya ditengah, terang aja dia dia lihat lo paling ganteng di dunia," kata Yendra. " Kurang ajar, aku dikatain juling, buat aku Agus memang cowok paling ganteng di dunia," kataku sambil mengumpulkan dua mataku ketengah. "Hahaha" Agus tertawa ambil menyapu mukaku dengan tangannya. Ada-ada saja ya.
          Pagelaran sendratari Ramayana pun segera dimulai, sebuah panggung berdiri megah dengan sorot lampu yang terang. Kami berempat duduk tak jauh dari panggung. Agus, aku, Indri dan Yendra duduk berjajar. Mc naik ke panggung tanda acara dimulai, lampu sorot pun padam. yang tersisa hanya lampu siluet dengan latar candi prambanan yang indah itu. Pemandangan yang amat bagus, aku selalu mengabadikan gambar disana. Sendratari Ramayana adalah perpaduan antara seni tari dan seni drama. Yang menceritakan kisah Ramayana menyelamatkan Shinta yang di culik oleh Rahwana raja negeri Alengka. Semua cerita di kemas dalam rangkaian gerak dan tari oleh ratusan penari dengan diiringi musik gamelan. Tidak ada dialog yang terucap, yang ada hanyalah suara sinden yang menggambarkan jalan cerita dalam bahasa Jawa. Suara gamelan yang begitu merdu serta pemandangan yang luar biasa benar-benar terasa begitu indah. Agus memegang tanganku, ada getar yang terasa tatkala tangan kami saling bersentuhan. Aku pandang wajah Agus, dia tersenyum manis, aku balas senyumnya dengan hati terasa runtuh. Oh God rasa apa ini? mungkinkah aku telah jatuh hati?
           Keesokan paginya aku tak mau kesiangan lagi. Kami berencana meninggalkan hotel dan pergi menuju pantai Parang tritis.Setelah semua ku rasa sudah beres, penampilanku, barang-barangku, sip pikirku. Setelah selesai sarapan rombongan mulai naik ke bis. Bis berjalan menuju pantai. Tak berapa lama, sekitar satu jam kami pun tiba. Sebuah pemandangan pantai yang indah, pasir putih terhampar. Sejuknya angin laut dan aromanya merupakan ciri khas pantai. Kami berempat sangat menikmati suasana siang itu. Foto-foto, makan-makan, basah-basahan dan tentu saja beribu canda dan tawa. Hingga sore menjelang dan akhirnya kami naik kembali ke bis untuk pulang ke Bandung. Waktu terasa begitu cepat berlalu, meninggalkan ribuan kisah yang tak mungkin bisa terlupakan. Meningglkan kerinduan dan rasa yang dalam,pada kota Jogyakarta dengan aneka budayanya, juga pada Agus sahabatku. Aku tak pernah bisa melupakan kisah ini, hingga sekarang aku tak pernah lupa.

#my beautifull memories at Jogyakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...