Senin, 24 Juni 2013

Satu Sisi Yang Takkan Terlupakan

          Ini hari Sabtu, aku pulang kerja jam 2 siang. Sekarang waktu menunjukkan pukul 12.30. Hmm sebentar lagi aku pulang, pikirku. Tak sabar juga ingin segera berbaring di kasurku yang empuk setelah dari pagi tadi berdiri seharian melayani para konsumen langgananku yang datang. Aku adalah karyawan sebuah toko kaset yang lumayan besar dan cukup terkenal di kota Bandung. Pekerjaan di toko ini memang asyik, aku selalu update semua lagu dan semua jenis musik. Tak jarang pula beberapa artis terkenal datang ke toko menanyakan apakah toko kami menjual kasetnya. Lumayan lah buat cuci mata, kalau sengaja mau ketemu artis kan susah, tapi disini artisnya yang datang menemuiku ( Asyik khan...)
          Dan di tempat inilah aku kenal dengan seorang teman bernama Agus. Dia seorang guide yang bekerja di sebuah travel tak jauh dari toko kaset tempatku bekerja. Agus selalu membawa turis-turisnya ke toko ku jika mereka ingin berbelanja kaset. Agus fasih berbahasa Inggris ( terang ajalah guide gitu lo...). Aku yang juga gemar berbicara dalam bahasa Inggris, meski cuma sedikit vocabulary yang ku punya, hanya bermodalkan nekat dan penasaran ingin bisa, jadilah Agus tempatku mempraktekkan dan tempatku belajar bahasa Inggris. Aku dan Agus pun bersahabat. Hobby kami banyak yang sama, baca buku, nyanyi, English conversation, jalan-jalan, jajan. Agus cowok ganteng, tapi dia sudah punya pacar, aku juga demikian. Tapi aku dan Agus lumayang dekat, kami biasa saling curhat kalau sedang punya masalah dengan pacar kami masing-masing.
          Jam 2 tiba, time for go home teriakku sambil membereskan barang-barangku, memasukkannya kedalam tas. Aku menyisir rambutku dan merapikan make up ku. Setelah terasa ok, aku pamit pada teman-teman shif siang dan bergegas keluar toko. Beberapa langkah keluar, terdengar seseorang memanggil namaku, Maya ! Aku melihat kearah belakang seseorang yang tak asing bagiku berjalan tergesa-gesa kearahku. " Hallo, where are you going ?" tanyaku. " Ke gramedia yuk May, dah lama nih kita gak kesana " ajaknya. " Sekarang ?" tanyaku. " Gak tahun depan " kata Agus bercanda. Aku tak bisa menahan tawaku. Agus memang cowok nyeleneh, kalau bertemu denganku jarang sekali serius, becanda terus. Aku juga suka meladeni candanya. Dengan demikian setiap pertemuan kami selalu dihabiskan dengan tertawa. Sabtu aku bekerja tidak memakai seragam, aku menggunakan jeans dan kemeja, jadi okelah kalau langsung jalan. " Kamu gak ke rumah Indah ?" tanyaku. Indah pacar Agus. " Gak " jawab Agus. " Hari ini temannya dari luar negeri mau datang, jadi aku gak mau ganggu." kata Agus menjelaskan. " Oohh.." jawabku. Kami berdua berjalan menuju tempat parkir. Honda starlet merah milik Agus telah menunggu, dan kami pun masuk ke mobil tersebut.
          Mobil pun mulai melaju ke arah jalan Merdeka Bandung. Di jalan itulah Gramedia terbesar di Bandung berada. " May aku tadi malam nge mix banyak lagu kita, coba ambil deh" kata Agus. Aku membuka laci dashboard mobilnya, ada beberapa kaset yang kulihat. " Yang tanpa lebel May " kata agus. Aku mengambil kaset yang dimaksud, lalu menyetelnya. Aku lihat daftar judul lagu-lagunya " Wah lagunya asyik punya nih " kataku. " Iya, aku sengaja merekam lagu-lagu itu biar asyik semua abis kalau beli cuma satu dua yang asyik lainnya gak enak " kata Agus. Lagu pertama yang aku dengar adalah lagu I have nothing nya Whitney Houston. Aku dan Agus ikut menyanyi lagu tersebut. "Kalau Indah suka nyanyi gak ?" tanyaku. " Gak Euy, kalau Edi suka gak ?" Agus balik bertanya. " Gak juga, kalau nembak sama baris baru dia suka " jawabku bercanda. Edi adalah pacarku, dia adalah seorang polisi. " Hahaha... " Agus tertawa " Jangan-jangan pulang dari Gramedia aku di tembak lagi " kata Agus asal bunyi. " Bisa jadi " kataku asal bunyi juga. Kami pun kembali tertawa bersama. Memang ada perbedaan yang aku rasa ketika bersama Edi dan Agus.
 Edi sangat baik, perhatian, tapi dia terlalu serius dan kaku. Jarang sekali aku bisa tertawa seperti waktu bareng Agus.
           Aku, Agus, Indah dan Edi saling mengenal, jadi jika aku pergi sama Agus, Indah dan Edi fine-fine saja.Sedangkan Indah menurut Agus orangnya terlalu mendominasi, jadi jika Agus dan Indah bertemu, Indahlah yang menentukan semua hal, pergi kesana jalan kesitu, harus jam segini gak boleh begitu, itu menurut Agus. Memang manusia tak ada yang sempurna, selalu ada kekurangan dan kelebihannya.
           Lagu kedua yang aku dengar lagu Seberapa pantas nya Sheila on 7. Aku dan Agus suka sekali lagu itu, jelas saja kami menyanyikan lagu itu berbarengan, mungkin suara kami berdua terdengar sampai keluar mobil, tapi dasar aku dan Agus sama-sama cuek, masa bodolah sama orang di luar sana. Lagu ketiga lagu Pesawat Tempurnya Iwan Fals. Musiknya yang menghentak membuat kami semakin bersemangat menyanyi. Mobil berhenti di lampu merah, Iwan Fals terus bernyanyi, penguasa penguasa berilah hambamu uang, beri hamba uang beri hamba uang, aku terus semangat bernyanyi. Tiba-tiba Agus memasukkan roti yang dari tadi dibawanya kemulutku. Ukuran roti yang lumayan besar masuk kemulutku, blep. " Berisik " kata Agus sambil tak kuasa menahan tawa. Mulutku penuh dengan roti, terang saja aku jadi tak bisa melanjutkan menyanyi, tapi rotinya enak jadi terus kukunyah dan ku telan sambil melirik ke arah Agus yang terus tertawa geli. Aku cubit tangan Agus sambil berkata " Seneng yaaa lihat orang lain susaaaahh..???" Agus kembali tertawa tapi kali ini sambil meringis kesakitan. " Tapi rotinya enakkan, tuh abis buktinya " kata Agus membela diri. " Memang " jawabku singkat sambil melirik lagi ke arah temanku itu. "Huuuh dasar..." kata Agus sambil mengacak-acak rambutku. " Orang lagi laper di suapin roti, terang aja abis " jawabku meledek. " Maya, Maya baru kali ini aku lihat cewek cuek bebek kaya kamu" kata Agus meledekku juga. " Bodo ah " jawabku sambil agak cemberut. Agus terus tertawa geli sambil membawa kendaraannya melaju
          Akhirnya tibalah sudah, mobil memasuki halaman parkir gramedia. Setelah mobil berhenti aku dan Agus turun dan berjalan menuju toko. Lantai pertama toko kami masuki, di sebelah kiri berderet beraneka macam tas punggung. Di bagian tengah rak-rak berisi majalah dan tabloit terdapat disana. Kami melihat beberapa majalah. " Ganteng ya kaya aku " kata Agus sambil menunjuk gambar Choky Sitohang yang menjadi cover sebuah majalah. " Iya sama " kataku " Tapi lihatnya dari Bogor "  "Gak suka amat sih lihat orang seneng, sirik aja lu " kata Agus bercanda " Biarin..." jawabku asal bunyi. Kami pun tertawa. " Ke atas yuk !" ajakku. " Ayo " jawab Agus.Kami berdua berjalan menuju tangga, kemudian Agus menitipkan jaketnya di counter penitipan barang. Kami menaiki anak tangga menuju lantai dua. Di lantai dua dekat tangga berderet rapi buku-buku agama. Agak ketengah buku-buku sastra, buku-buku biografi. Agak kepojok berderet novel-novel. " Ini dia yang aku cari " kata Agus sambil memilih beberapa buku. Aku pun tak kalah antusias memilih. Setelah dapat beberapa judul yang menarik aku dan Agus duduk di kursi panjang yang telah disediakan. Kalau sudah begini kami berdua tahan berlama-lama di toko itu. Lagu-lagu sendu menemani kami membaca menambah asyik suasana.
          Sedang asyik membaca buku tiba-tiba lewat di depan kami seorang perempuan bertubuh amat gemuk. Agus menyenggolku dengan sikunya sambil berkata " Busyet, tuh cewek makannya apa ya...? Aku melirik kearah cewek yang di maksud. " Plankton, kaya ikan paus " jawabku ngasal. Kami berdua cekikikan. Kemudian lewat lagi cewek yang berpakaian sangat seksi. Jelas saja Agus memperhatikan cewek itu dari ujung kaki ke ujung kepala. " Iler tuh di lap netes kemana-mana " kataku sambil menepuk pundak Agus dengan buku yang ku baca. " Hahaha" Agus tertawa sambil berkata, " Elapin dong " mendengar jawaban Agus aku juga ikut tertawa " Ogah ah " jawabku.
          Begitulah aku dan Agus biasa menghabiskan waktu, lucu dan ceria suasana bila kami sudah bertemu. Menurutku Agus lebih asyik dari Edi pacarku. Dan menurut Agus walau aku tak secantik Indah pacarnya, aku juga jauh lebih asyik, Agus bisa jadi dirinya sendiri seutuhnya jika bersama aku, sedangkan aku juga bisa ngomong asal bunyi bersama Agus. Hidup memang aneh. Kadang orang yang kita cintai tidak kita suka, atau orang yang kita sukai tidak mencintai kita. Sudahlah, mungkin aku dan Agus bertemu dalam waktu dan tempat yang kurang tepat. Dan menurut kami persahabatan jauh lebih indah dari segalanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...