Rabu, 26 Juni 2013

Rasa itu Memang Ada



          Hari ini aku kerja shif pagi. Toko kaset yang cukup besar di kota Bandung tempatku bekerja. Pekerjaan yang menyenangkan karena di sini aku selalu update lagu baik lokal maupun lagu-lagu import. Meski suaraku pas-pasan tapi aku suka sekali menyanyi. Puas rasanya jika pelangganku mencari judul lagu di kaset dan aku mengetahui siapa penyanyi dan yang mana kasetnya. Aku memang punya beberapa pelanggan setia yang hanya mau membeli kaset jika ada aku. Tapi jika aku masuk siang atau sedang libur, mereka tak jadi membeli atau menunggu aku datang ( ada-ada saja ya ). Kata mereka aku ramah, terus paling hapal lagu-lagunya ( masa iya sih )
          Salah satu pelanggan ku bernama Agus. Agus adalah seorang guide di salah satu perusahaan travel yang kantornya terletak tak jauh dari tempatku bekerja. Agus sering membawa para tamunya yang ingin berbelanja kaset ke toko ku. Saking seringnya dia datang aku jadi kenal dan berteman baik dengannya. Agus fasih berbahasa Inggris ( ya iyalah, guide gitu loh ). Kalau Agus datang bersama tamu-tamunya kesempatan buatku nih untuk belajar bahasa Inggris, dan pada dasarnya aku juga suka belajar bahasa Inggris.
          Siang itu Agus datang dengan membawa 2 orang tamu dari Belanda. " Hallo, can I help you ?" sapaku ramah pada kedua bule tadi. " I'm looking for John Travolta cassette " kata bule tadi. Maka aku keluarkan beberapa kaset John Travolta. Dan mempersilahkan mereka mencoba kasetnya dengan menggunakan headset. Sementara bule-bule itu menikmati lagunya, Agus bertanya padaku, " Pulang jam berapa?" " Biasa jam 3 " jawabku. " Jalan yuk, aku baru dapet tips nih, kamu aku traktir deh " ajak Agus. " Asyik dong, boleh" jawabku. Aku dan Agus memang lumayan dekat. Meski kami masing-masing telah punya pacar tapi kita sering jalan bareng. " Nanti jam 3 aku jemput kamu ya" kata Agus. " OK " jawabku. Setelah merasa cocok para bule itu membeli kasetnya. " Do you like Indonesian song ?" tanyaku. " Sure " jawab salah seorang dari bule tadi. Aku sodorkan kepada mereka beberapa kaset pop Indonesia. " Kasih lagu dangdut atau keroncong May, pasti mereka suka" kata Agus. " Oh iya " jawabku. Benar saja, semua lagu dangdut dan keroncong yang aku keluarkan mereka beli. Boleh juga nih pikirku. Kalau semua orang beli banyak seperti ini targetku bisa tercapai terus. Setelah membayar, mereka pun pamit. " Maya nanti jam 3 ya." kata Agus sambil berjalan keluar toko. Aku  mengangguk sambil mengacungkan jempol.
          Hari ini toko ramai sekali, dari tadi pagi pembeli tak henti-hentinya berdatangan. Kalau sudah begini rasanya capek sekali. Jangankan makan, dudukpun aku tak sempat. Jam 3 sebentar lagi, aku bersiap-siap untuk pulang. Aku masukkan barang-barangku ke tas, aku sisir rambutku, dan aku rapihkan make up ku. Hmm sip pikirku, aku pun siap untuk pulang. " Duh yang udah janjian, gak sabar ya..." ledek temanku. " Hahaha, iya nih " jawabku. Waktu yang ku tunggu pun tiba, jam 3 teng.Aku sambar tas ku dan bergegas ke luar toko. Begitu keluar, terdengar suara klakson, aku tengok ternyata Agus telah menunggu dengan Honda starlet nya. Aku menghampiri dan masuk ke mobil. " Alhamdulillah, akhirnya bisa duduk juga " kataku. " Dari tadi baru duduk?" kata Agus " Iya capek bener rasanya" jawabku. "Kacian banget anak mamah nih" kata Agus meledekku. "Udah capek laper banget lagi nih, gak sempet makan" kataku. " Ya udah kita makan dulu" kata Agus. Kami pun menuju pujasera langganan kami.
          "Pesen apa?" kata Agus. " Aku pengen soto Bandung deh" jawabku. 2 porsi soto Bandung di pesan. Tidak makan waktu lama, aku telah menghabiskan makananku. " Laper berat May?" kata Agus sambil tertawa meledek. "Dah tahu nanya lagi" jawabku. "Hahaha, Maya baru sekarang aku jalan sama cewek yang makannya kaya tukang becak" Ngeyel Agus keluar. " Biariiiin..." kataku sambil tertawa. Kalau pergi sama Agus aku memang sering cuek apa adanya, beda banget kalau aku pergi sama Edi pacarku, pasti gakkan cuek bebek kaya tadi. " Sekarang kita kemana?" tanya Agus. "Up to you lah " jawabku. " Nongkrong di alun-alun yuk" ajak Agus. " Boleh " jawabku. Dan kami pun melaju me alun-alun kota Bandung.
          Di taman alun-alun kami duduk dikursi di bawah pohon. " Udah kenyang begini kena angin jadi ngantuk ya?" kataku. Aku sandarkan kepalaku di bahu Agus. " Maya, coba kita bertemu sebelum aku ketemu Indah dan kamu belum kenal Edi ya" Aku tak tahu harus berkata apa. Aku raih tangan Agus, Agus pun menggengam erat tanganku. Kami tak tahu apa yang kami rasakan, yang kami tahu hanyalah kami merasa nyaman satu sama lain. Kami tak tahu apa yang akan terjadi di depan sana. Biarkan semua rasa ini mengalir dan biarkan waktu yang menjawab semuanya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...