Jumat, 28 Juni 2013

Perencanaan keuangan, Haruskah?


          Seorang perencana keuangan pernah berbicara padaku bahwa rencana keuangan keluarga yang baik adalah 35% dari income di gunakan untuk cicilan ( rumah, kendaraan dll ), 10% digunakan untuk tabungan investasi ( investasi pendidikan dan investasi hari tua ), 10% lagi digunakan untuk membeli polis asuransi (jiwa) dan sisanya sebanyak 45% barulah kita gunakan untuk belanja kebutuhan sehari hari.
          Mengapa tabungan pendidikan dan tabungan investasi hari tua itu diperlukan? Kita sama-sama tahu bahwa semakin tinggi jenjang pendidikan biayanya semakin mahal. Jika kita membiasakan diri menabung sejak dini kondisi keuangan kita akan lebih terencana dan kita akan lebih siap menghadapi apapun kondisi di depan. Sedangkan kita tidak akan selamanya bekerja. Seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia, kita akan memasuki masa pensiun. Dimana kita tidak lagi mendapatkan penghasilan atau kalaupun dapat dengan jumlah separuh bahkan sepertiga penghasilan kita dulu.Untuk itulah kita perlu menyisihkan sebagian dari penghasilan kita sekarang untuk mencukupi kebutuhan kita dimasa yang akan datang.
          Mengapa membeli polis asuransi jiwa itu penting? Seorang kepala keluarga adalah sumber penghasilan utama keluarga. Apa yang akan terjadi jika seorang kepala keluarga terkena resiko seperti sakit, menderita penyakit berbahaya, cacat tetap atau bahkan meninggal dunia? Tentu saja keluarga akan kehilangan sumber penghasilan keluarganya. Jika hal ini tidak segera kita atasi, maka kualitas hidup keluarga akan menurun. Dengan membeli polis asuransi maka kita telah mengalihkan resiko yang seharusnya kita tanggung kepada pihak asuransi, maka beban yang kita rasakan akan berkurang. Asuransi akan memberikan dana santunan berupa uang pertanggungan kepada ahli waris yang jumlahnya berbeda-beda sesuai dengan keinginan kita. Jika kita sakit asuransi akan meng cover semua biaya rumah sakit tanpa mengurangi jumlah tabungan kita.
          Seiring berjalannya waktu dan untuk mengikuti kebutuhan masyarakat program asuransi kini menawarkan asuransi unit link.Asuransi ini menyatukan program perlindungan juga sekaligus tabungan investasi. Jadi kita tak perlu lagi repot-repot menabung di beberapa rekening. Cukup menabung di unit link maka pihak asuransilah yang akan mengelola keuangan anda. Jenis unit link ini menyatukan program perlindungan nasabah terhadap sakit, penyakit kronis, cacat tetap juga santunan meninggal dunia dengan program investasi, baik investai pendidikan maupun investasi jaminan hari tua.
          Mengapa harus di asuransi? Apa perbedaan asuransi dengan tabungan biasa? Kelebihan tabungan biasa yaitu, program ini untuk jangka pendek. Nasabah bisa menarik dananya kapan saja mereka mau. Sedangkan asuransi adalah program jangka panjang. Di asuransi kita harus menabung dalam jangka waktu yang lama. Minimal 10 tahun kita menabung baru kita dapat merasakan manfaat dari asuransi. Jadi pikirkan baik-baik, jangan ikut asuransi jika kita hanya menabung dalam waktu yang tak lama. Kelebihan lain tabungan biasa adalah kita bebas menabung berapapun itu, dan jumlahnya bisa berbeda-beda setiap kita menabung. Sedangkan menabung di asuransi jumlahnya selalu sama. Misalnya kita menabung sebesar Rp.500.000/bulan maka jumlah yang harus kita setorkan setiap bulannya adalah Rp.500.000. Tapi hal ini bisa membuat kita lebih disiplin untuk menabung. Kelebihan asuransi dibandingkan tabungan biasa adalah, suku bunga yang lebih tinggi di banding tabungan biasa, nasabah yang menabung di asuransi mendapat perlindungan saat terjadi resiko tanpa mengurangi jumlah tabungan anda.
          Mengapa di tahun-tahun pertama menabung di asuransi itu rugi? Perlu di garis bawahi sekali lagi bahwa asuransi adalah program tabungan jangka panjang. Jika kita menabung hanya dalam jangka pendek saja jangan menabung di asuransi. Di tahun-tahun pertama asuransi memotong sekitar 85% dari tabungan kita. Jadi jika kita menabung sebanyak 1 juta maka uang yang kita tabungkan itu hanya sebesar 150.000 sedangkan sisanya adalah untuk biaya akusisi. Mengapa? Karena pihak asuransi harus membayar klaim dalam jangka 14 hari setelah polis jadi. Itu berarti jika nasabah baru sebulan ikut asuransi dan dia baru membayar premi sebesar Rp.500.000, sedangkan dia mengikuti program dengan uang pertanggungan Rp.50.000.000 dan nasabah tersebut meninggal dunia, maka pihak asuransi harus membayarkan uang pertanggungan sebesar Rp.50.000.000 kepada ahli waris dan juga jumlah tabungan yang telah masuk sebesar Rp.500.000 setelah di potong biaya akusisi, jika ahli waris ingin menutup polisnya. Semakin lama biaya akusisi semakin berkurang. Tahun kedua biaya akusisi sebesar 60%, tahun ketiga 35%, tahun keempat 15%, tahun kelima 10%. Baru pada tahun keenam nasabah dibebaskan dari biaya akusisi.(data dari Manulife Financial). Dan ditahun ke enam dan seterusnya inilah  mulai tampak nilai dari investasi kita.
          Itulah kelebihan dan kekurangan asuransi dan tabungan biasa. Jadi rencanakanlah keuangan kita sebaik mungkin untuk masa depan yang lebih cerah. Mengikuti program asuransi seperti sedia payung sebelum hujan. Kita persiapkan segala sesuatunya karena hidup tak ada yang pasti. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...