Ingin mengikuti program asuransi, apa saja yang
harus diperhatikan? Banyak hal yang harus kita perhatikan atau kita harus tahu
tentang apa dan bagaimana program asuransi tersebut serta cara-cara
mengklaimnya. Berikut adalah penjelasannya:
Pikirkan siapa yang akan menjadi
pemegang polis, tertanggung dan ahli waris dari program asuransi tersebut.
Pemegang polis adalah orang yang mengatas namakan polisnya, dan dia pulalah
yang akan membayar premi. Biasanya yang menjadi pemegang polis adalah kepala
keluarga. Tertanggung adalah dia yang akan menikmati /mendapatkan fasilitas
yang di berikan pihak asuransi. Sedangkan ahli waris adalah orang yang akan
menerima uang pertanggungan dari pihak asuransi apabila nanti kepala
keluarga/pemegang polis meninggal dunia. Sebagai contoh misalnya saja seorang ayah bernama Budi
mempunyai seorang anak yang bernama Wati. Sedangkan istrinya bernama Susi.
Keluarga ini mengikuti program asuransi jiwa. Pak Budi disini sebagai pemegang
polis dan tertanggung. Jika pak Budi sakit, maka dia akan mendapat fasilitas
asuransi, sedangkan istri dan anaknya tidak mendapat fasilitas tersebut. Jika kita ingin yang mendapat fasilitas
kesehatan adalah anak atau istrinya, maka merekalah yang menjadi tertanggung,
tapi jika anak dan istrinya yang menjadi tertanggung, apabila pak Budi
meninggal dunia maka dia tidak akan mendapatkan uang pertanggungan. Uang
pertanggungan hanya akan diberikan pada tertanggung yang meninggal dunia.
Kecuali kita mengikuti program asuransi yang diikuti oleh seluruh anggota
keluarga dalam satu polis. Menentukan siapa pemegang polis, siapa tertanggung
dan siapa ahli waris itu sangat penting, agar tidak ada penyesalan nanti pada
waktu klaim. Inilah pentingnya kita bertanya sebelum kita memutuskan untuk
membeli produk asuransi.
Pikirkan tentang waktu. Karena
mengikuti asuransi adalah mengikuti
program jangka panjang. Jika kita sudah mengikuti asuransi misalnya sudah
berjalan 3 tahun. Karena sesuatu hal maka kita akan mengambil kembali dana yang
telah kita setorkan pada pihak asuransi, maka kita akan rugi. Mengapa? Karena
pada tahun-tahun pertama premi yang kita setorkan akan terpotong banyak biaya
seperti, biaya administrasi, biaya akusisi, biaya pemeliharaan investasi dll.
Maka jumlah tabungan kita pada tahun-tahun pertama menabung di asuransi akan
lebih sedikit dari jumlah uang yang kita setorkan. Mengapa pihak asuransi
memotong uang begitu besar pada tahun-tahun pertama? Karena pada tahun-tahun
pertama, jika nasabah telah terjadi resiko sakit atau meninggal dunia maka
pihak asuransi harus membayar uang pertanggungan sesuai dengan jumlah yang
telah ditentukan kepada ahli waris walaupun mereka baru membayar premi satu
kali. Biaya-biaya yang dikenakan setiap tahunnya akan berkurang. Berikut adalah
prosentase biaya yang harus dikeluarkan oleh nasabah
Tahun Polis
|
Persentase biaya pemeliharaan dari
premi dasar
|
1.
|
85%
|
2.
|
60%
|
3.
|
35%
|
4.
|
15%
|
5.
|
10%
|
6. dan seterusnya
|
0%
|
Jadi jika kita menabung Rp.
500.000/bulan selama 3 tahun, kemudian uangnya ingin kita ambil kita hanya
mendapat uang sebesar Rp. 7.200.000. sedangkan uang yang kita setorkan telah
berjumlah Rp. 18.000.000. Jadi jika kita menabung di asuransi harus benar-benar
untuk jangka panjang, jangan berubah di tengah jalan karena nasabah jugalah
yang akan rugi. Tapi jika kita menabung dalam jangka panjang minimal 10 tahun
di asuransi, uang yang akan kita dapatkan dari tabungan asuransi akan jauh
lebih tinggi di banding tabungan biasa.
Hal-hal seperti inilah yang
biasanya menimbulkan masalah di kemudian hari jika kita tidak mengetahuinya.
Oleh karena itu teliti sebelum membeli polis asuransi agar kita merasa nyaman
dan tidak merasa di bohongi, padahal kita sendiri yang kurang mengerti program
yang kita ikuti. Saran saya jika ingin menabung jangka pendek, jangan menabung
di asuransi karena kita akan rugi, tapi jika kita akan menabung dalam jangka
waktu yang panjang, menabunglah di asuransi karena jauh lebih menguntungkan dibanding
tabungan biasa. Semoga bermanfaat.
Komentar
Posting Komentar