Tanggal segini berhamburan lah anak -anak lulusan sekolah mencari-cari sekolah lanjutan. Oh susahnya mencari sekolah terutama bagi mereka yang mempunyai Nilai Ebtanas Murni atau NEM yang sedikit. Padahal tidak semua murid yang mempunyai NEM sedikit itu adalah siswa yang kemampuan belajarnya rendah. Kadang-kadang siswa yang pada hari-hari biasanya mempunyai nilai yang baik tapi mendapat NEM yang sedikit.
Memang setiap kebijakan mempunyai kekurangan dan kelebihan. Sistem NEM maupun sistem testing selalu bisa menimbulkan niat seseorang untuk berusaha main belakang (menyogok) untuk masuk ke sekolah negeri. Demi masuk ke sekolah negeri yang diinginkan orang tua biasanya rela membayar sejumlah uang. Maka terjadilah transaksi jual beli lewat belakang itu. Seharusnya jika sekolah mempertahankan kredibilitas sekolahnya maka dia tidak akan menjual bangku kosong di sekolahnya. Begitu juga para orang tua murid, bila lebih lapang menerima kenyataan bahwa anaknya punya nilai yang sedikit dan tidak memenuhi syarat untuk masuk ke sekolah negeri, mungkin tak akan ada transaksi jual beli lewat belakang itu.
Pasar gelap terjadi karena adanya permintaan, jika tak ada permintaan mungkin tak akan ada penawaran. Jika kita menginginkan anak kita atau negara kita jauh dari korupsi, maka jauhilah usaha-usaha lewat belakang tersebut. Ada yang lebih mulia dari sekedar masuk sekolah negeri, yaitu nilai kejujuran. Bertahan untuk tidak main belakang membuat anak kita jauh dari cikal bakal korupsi. Semoga negara kita bisa terbebas dari korupsi.
Komentar
Posting Komentar