Sabtu, 29 Agustus 2015

Meski Jahil, Kalian tetap Sahabat Terbaikku ...



"Aku mau ke Radio  B" pesanku lewat bbm pada dua sahabatku yang berbeda kantor denganku. Hari itu aku bermaksud cari tahu bagaimana caranya untuk bisa mengikuti acara talk show di salah satu radio swasta ternama di Bandung." Mau ikut?" tanyaku. "Kapan ?" tanya sahabatku. "Nanti siang jam 2" jawabku."Boleh." jawab Pak Dicky." Ajakin pak Iman ya " kataku. "Siap" jawab pak Dicky. Pagi itu kita sepakat buat pergi bersama menuju jalan jurang tempat radio B berada, menemui salah seorang penyiar sekaligus bagian marketing radio B, bernama Indra.

Bersiap buat pergi, sedikit pekerjaan ku yang tersisa aku selesaikan dahulu. Hari masih pagi. Marketing adalah pekerjaanku. Berbagai cara berjualan harus aku coba guna mendapatkan hasil penjualan yang bagus. Phone call, canvasing, booth, job fair kali ini aku ingin mencoba talk show. Menarik juga mendengarkan Indra siaran membawakan acara talk show tentang salah satu produk. Aku dan Indra sudah janjian untuk bertemu siang hari nanti.

Sehabis sholat zuhur, aku meluncur menuju jalan Jawa kantor dua sahabatku. Tiba disana masuk ke ruangan mereka, aku dipersilahkan duduk. Menunggu sedikit kerjaan mereka yang belum selesai. Tiba-tiba, teman-teman mereka mengangkat satu persatu kursi yang berada di ruangan pak Dicky dan pak Iman. Ow Owh ada apa nih pikirku. "Teh kita disuruh rapat mendadak nih... " jelas pak Iman. Waduuuhh pikirku, kenapa mendadak begini ya pikirku. Mana aku kurang tahu route menuju jalan jurang. Wah kacau-kacau pikirku.

Pak Iman yang tahu aku tak hapal jalan langsung membuka komputernya dan menunjukkan route yang harus aku lewati. tapi dasar aku yang telmi gak ngerti lihat route itu, hehe. Masih tetap ingin membantu pak Iman membuatkan route dengan menggambarkannya pada selembar kertas. Dengan sabar ia menjelaskan sambil menggambarkan routenya sambil berdiri karena kursi diruangan tersebut sudah semuanya diangkut. Aku berdiri disamping pak Iman, sambil memperhatikan wajahnya yang sangat indah untuk terus dipandangi, senyum ramahnya yang terus mengembang dibibirnya membuat aku senang mendengar dia bercerita. Demi Tuhan aku gak ngerti apa yang dia jelaskan, yang aku ngerti cuma kamu sahabat terbaikku. Dan aku sangat beruntung memiliki sahabat sebaik kalian. Melihat itu pak Dicky yang dasarnya jail berkata kepadaku, " Tenang teh klo nyasar pegang kuping," sambil dia memperagakan kedua tangannya memegang dua kupingnya, "Terus gutak gitek" katanya sambil menggerakkan pinggulnya kekanan dan kiri. hahaha, aku tertawa tak tahan melihat kelakuannya. "Tetep aja nyasar" jawabku sekenanya. "Kalo masih nyasar sebut nama Iman 3 kali" kata pak Dicky gak kalah asal. Hahaha dasaaar yaa ...  walau bingung tapi aku masih bisa tertawa lepas bersama dua sahabatku yang hari itu ngerjain aku .... hmm awas ya pikirku dalam hati.

Meeting segera dimulai, Indra pun sudah mengirim pesan, gemana jadi kesini?. Aku pamit pada dua sahabatku dan turun menuju lantai dasar sementara Pak Dicky dan pak Iman memasuki ruang meeting. Sampai diluar ternyata hujan lumayan deras siang itu. Didalam ruangan aku tak tahu jika diluar sedang turun hujan. Aku yang siang itu mengguanakan motor merasa ragu untuk berangkat karena hujan. Aku bingung. Akhirnya aku hanya duduk di teras luar kantor sambil menunggu hujan berlalu. Lumayan lama, dan hujan tak kunjung reda. Handphone ku yang jadi teman menghabiskan waktu. 

Tak berapa lama terdengar langkah tergesa menuju ke arahku. Setelah ku lihat ternyata pak Dicky dan pak Iman. Lho pikirku dalam hati. Bukan seharusnya mereka meeting? "Belum jalan teh? tanya mereka. "Hujan" jawabku. "Ya udah makan aja yuk " ajak mereka. Boleh juga pikirku. Aku pun mengikuti mereka berjalan di pinggir teras menuju kantin yang terletak disamping kantor. Siang itu hampir menuju sore. Menu yang tersisa hanyalah mie goreng. Ya lumayan lah ...  "Teteh siapa nih?" tanya ibu kantin yang penasaran melihatku yang pertama kali datang kesana. "Teteh Iman" jawab pak Iman asal bunyi. Aku tersenyum melihat kelakuan mereka hari itu. Sifat humanis mereka yang sebagai manusia biasa keluar. Sifat mereka yang sebagai aparat negara hari itu tak terlihat olehku. Kalau melihat mereka berdua, aku selalu ingin tertawa, ada aja ulah mereka, hadeeuuh ... "Teteh ketemu gede" celetuk pak Dicky.  Hahaha ... ada-ada aja ...

Kami makan bertiga dengan lahap, hari itu pak Dicky yang traktir kita bertiga. Meski tak terlihat, aku terus saja menikmati kelakuan mereka yang sangat bersahabat. Sesekali kami tertawa ringan. Pak Iman yang duduk disampingku terus mendapat perhatianku. Entah kenapa selain wajahnya yang ganteng, aku suka sekali melihat kakinya yang panjang. Oh God kenapa juga aku suka sama kakinya .... hmmm ...

Hari itu, meski gara-gara kalian berdua acaraku gagal berantakan, aku mendapatkan hal lain. Hal yang membuatku merasa bahwa persahabatan bisa melebihi segalanya. Rasa saling menghargai, menghormati dan saling menyayangi terasa jelas disana. Thank you sobat, You are my very best friends...




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Perbadaan Asuransi convensional dan Asuransi syariah

"Bu Natalia apa sih bedanya asuransi convensional sama asuransi syariah ....?" 1. Akadnya. Syariah menggunakan akad ta...